Rabu, 22 Juli 2015

Pura Lingsar - Simbol Kerukunan Beragama di Lombok

Mengujungi Pura Lingsar bakal mencurahkan animo update pada Kita, perihal keselarasan dengan kerukunan umat beragama. Untuk orang-orang Pulau Lombok, Pura Lingsar merupakan lambang kerukunan bahkan juga keselarasan diantara umat beragama, yakni di Hindu Bali-Lombok dengan Islam Sasak-Lombok. Pura Lingsar dalam bangun seputar th. 1714 tapi seseorang pendatang dari Bali. Kehadiran Pura Lingsar yang kini telah alami dominan renovasi. 

Pura Lingsar Sebelum Kamu masuk ruang sisi di Pura Lingsar, Kita akan menempuh sesuatu taman serta kolam kembar yang dipenuhi dengan teratai. Di ruang dalam, Pura Lingsar terdiri menjadi tiga bangunan paling nomor satu. Yakni Gaduh, Kemaliq serta Pesiraman. Gaduh ialah lokasi suci untuk umat Hindu. Di ruang tersebut Anda bakal menjumpai empat percabangan yang melambangkan Dewa-dewa yang menghuni dua gunung. Percabangan yang mengarah menuju Timur sebagai lokasi pemujaan untuk dewa yang menghuni Gunung Rinjani. Sedang yang mengarah ke Barat yaitu tempat pemujaan untuk dewa yang menghuni Gunung Agung. Ditengah percabangan itu ada 2 persinggahan yang menyatu (gaduh) dengan ialah paduan ke-2 percabangan tersebut. 

Jikalau Kamu menuruni anak tangga yang ada dalam depan Gaduh, Anda bakal menjumpai pintu masuk Kemaliq. Bangunan ini yaitu lokasi suci untuk pemeluk Islam Wetu Telu. Tetapi pemeluk Hindu begitu juga diijinkan melaksanakan ibadah dirumah tersebut. 
Pada ruang Kemaliq itu, berada sesuatu kolam minor yang ditempati oleh Ikan Tuna. Ikan-ikan ini dikira suci tetapi orang-orang setempat. Buat mitos, ikan-ikan ini sebagai jelmaan dari tongkat miliki Datu Milir, seseorang raja Lombok yang berdoa dikandang tersebut demi memohon hujan. Orang-orang Hindu juga Islam Wetu Telu yakin kalau jikalau Anda tunggu Ikan Tuna itu, Anda akan mendapat peruntungan. Kamu sukses membawa suatu telur rebus apabila Kita berharap lihat ikan itu. Dalam kolam tersebut Kita dapat dan mengucap permintaan, dengan melemparkan koin ke kolam dengan maksud agar permintaan Kamu akan terkabul. 

Pura Lingsar Lombok 

Pada segi lain seberang dinding, Kita akan menjumpai sembilan pancuran. Empat buah pancuran selalu tetap ada dalam ruang Kemaliq, sedang 5 berikutnya ada di ruang Pesiraman. Pesiraman adalah lokasi demi membersihkan dan menyucikan diri. Air dari pancuran-pancuran itu diakui mampu mengobati beragam jenis penyakit. 
Jikalau Kita berkunjung ke Pura Lingsar dalam bln. purnama menuju enam th. Saka (atau seputar bln. Oktober atau Desember), Kita berhasil melongok upacara Perang Topat (ketupat). Upacara ini merupakan upacara pujawali atau perayaan sukur peringatan lagi th. pura. Perang Topat itu sukses mempunyai target demi memohonkan hujan juga kemakmuran. Perang Topat pada intinya ialah budaya Hindu, meskikendati demikian begitu juga berakulturasi dan Islam terlihat dalam pemakaian ketupat begitu juga yaitu sisi dari upacara.

Setelah senang berkeliling ruang pura, Kita sukses beristirahat di Berugak dalam segi samping Selatan pura. Berugak sebagai sejenis gazebo, yang terdapat disamping kolam sangat utama. Kolam tersebut sebagai kolam wajib besar yang ada dalam ruang Pura Lingsar. Seandainya Kita tetap tetap memetik keadaan senggang, Kamu sukses dengan meneruskan bertamasya Kamu dan mengunjungi Pura Suranadi berserta taman berwisata alamnya, dan Pura Narmada. 

Pura Lingsar terdapat seputar delapan Km. dari Kota Mataram, dan lama perjalanan seputar 20 Menit. Kamu sukses menggunakan kendaraan pribadi dan meniti jalur Mataram-Cakranegara-Selagalas-Lingsar. Tetapi jika Kamu hendak mengunjungi Pura Lingsar menikmati perlengkapan umum, Anda wajib bertukar jurusan sejumlah tiga kali. Yakni jurusan Ampena-Sweta (Rp. tiga. 000, -), selanjutnya jurusan Sweta-Narmada (Rp. dua. 000, -), dan jurusan Narmada-Lingsar (Rp. 2. 000, -). Andai Anda terasa kebingungan, Kamu dapat memanfaatkan layanan pemandu yang berada di ruang pura.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar